Wednesday, October 9, 2013

POWER SUPPLY UNIT

Post : 9 Oktober 2013

POWER SUPPLY UNIT


Power supply unit atau disingkat PSU adalah komponen komputer yang memasok listrik ke komponen lain dalam komputer. Lebih khusus, power supply unit biasanya dirancang untuk mengkonversi arus linstrik bolak-balik (AC 220-240V) menjadi arus listrik DC tegangan rendah untuk dapat dikonsumsi oleh komponen internal komputer. Beberapa pasokan listrik memiliki tombol untuk mengubah antara 230 V dan 115 V. Model lainnya memiliki sensor otomatis untuk beralih tegangan input secara otomatis, atau dapat menerima tegangan antara batas-batas tertentu.

Pasokan daya komputer yang paling umum digunakan saat ini adalah bentuk ATX (Advanced Technology Extended). Hal ini memungkinkan pasokan daya yang dapat saling berbeda bagi berbagai komponen di dalam komputer. ATX juga dirancang untuk menghidupkan dan mematikan menggunakan sinyal dari motherboard, dan memberikan dukungan untuk fungsi-fungsi modern seperti modus stand by yang tersedia di banyak komputer. Spesifikasi terbaru dari PSU ATX standar sampai pada awal 2010 adalah versi 2.xx.

Pasokan listrik Komputer dinilai berdasarkan daya keluaran maksimum. Rentang daya yang tipikal adalah dari 300 W sampai 500 W untuk sistem komputer rumah biasa. Dengan tuntutan kebutuhan pasar maka Power supply yang digunakan oleh kebanyakan para gamer saat ini mulai dari 450 W sampai 1400 W. Sementara untuk server bisa menggunakan power supplu unit dengan daya hingga 2 kW.

Peringkat kekuatan power supply PC tidak bersertifikat resmi hanya sesuai dengan klaim masing-masing produsen. Artinya jika mereka menulis 500W maka belum pasti bahwa dayanya memang konstan 500W, bisa jauh lebih rendah. Oleh karena itu ketika membeli power supply unit belilah yang bersertifikat resmi, artinya tidak diragukan daya dan stabilitasnya.


Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi-fungsi berikut ini:
Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.
Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan/voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang dinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.
Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.
Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal ini terjadi. Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.



Konversi AC ke DC

Untuk konversi dari listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin digunakan. Pertama dengan linear power suply. Ini adalah rangkaian AC ke DC yang sangat sederhana. Setelah listrik AC dari line input di-step-down oleh transformer, kemudian di jadikan DC secara sederhana dengan rangkaian empat diode penyearah. Komponen tambahan lain adalah kapasitor untuk meratakan tegangan. Tambahan komponen yang mungkin disertakan adalah linear regulation, yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang dinginkan, meski daya output yang dibutuhkan bertambah.

Linear power supply dapat Anda temukan pada DC power adapter sederhana. Ia memungkinkan untuk diproduksi dengan ongkos yang minimum. Kelemahan utamanya pada tingkat power conversion dengan efisiensi yang rendah. Berikutnya adalah dibutuhkanya ukuran transformer yang besar, untuk daya ampere yang besar. Tingkat efsiensi konversi yang rendah (sekitar 50%), juga menyebabkannya mengeluarkan panas yang besar saat beroperasi.



Switching Power Supply

Power suply untuk PC membutuhkan daya besar, dengan tingkat panas yang minim dan tegangan yang lebih terjaga. Linear power supply tidak cocok untuk hal ini. Maka digunakan metode switching power suply. Jauh lebih kompleks, tapi menawarkan tingkat efisiensi dan daya lebih besar. Kelebihan utama pada kemampuan mengendalikan tegangan output agar tetap terjaga. Pulse Width Modulation (PWM) adalah sinyal utama yang memberikan perintah, untuk mengendalikan tegangan, sekiranya terjadi perubahan beban pada output. Ia dapat bekerja dalam selang waktu singkat, hanya dalam hitungan micro second.

Secara sederhana, apa yang terjadi pada power supply adalah sebagai berikut. Input listrik AC 220V via rectifier (diubah ke DC), filter (membersihkan dari noise sumber listrik AC). Dimungkinkan juga ditambah dengan rangkaian PFC (power factor corection). Sejumlah kapasitor berkapasitas besar juga digunakan untuk lebih meratakan tegangan. Rangkaian kapasitor ini juga dihubungkan dengan field-efect transistor (biasanya oleh MOSFET).

Metal-oxide semi conductor field-efect transistor (MOSFET) terhubung secara serial dengan sisi input transformer berfungsi sebagai on-of switch. Ia akan mengomunikasikan (fedback) sekiranya terjadi perubahan daya yang dibutuhkan, berupa sinyal PWM. Contohnya adalah sebagai berikut, sewaktu jalur 12V DC membutuhkan arus daya 6A saat PC dengan load normal. Saat bekerja full load, meningkat hingga 8A, ini akan menyebabkan tegangan output power supply turun. Feedback dikirim ke sirkuit PWM dengan adanya perubahan tegangan tersebut, yang akan membuat MOSFET berubah state menjadi on, dan menyampaikan pada sisi input transformer. Hasil akhirnya, dalam waktu singkat, tegangan output akan kembali normal (DC 12V).

Switching power supply memiliki frekuensi antara 30 kHz-150 kHz (bahkan lebih tingi lagi). Selang waktu untuk mengembalikan ke tegangan yang dinginkan tidak akan lebih dari 33 micro second. Sedangkan dengan linear power supply, menggunakan frekuensi yang sama dari line AC input (50 Hz untuk Indonesia).



Dengan Upgrade Power Supply, Apakah Menambah Beban Daya dan Tagihan Listrik?

Banyak penguna PC yang salah kaprah dalam melakukan perkiran perhitungan daya listrik yang digunakan. Khususnya untuk hubungannya dengan power supply. Perlu digaris bawahi di sini adalah power supply tugasnya adalah menyediakan catu daya yang dibutuhkan oleh system. Artinya, jika power supply yang digunakan memiliki supply daya 500W,sedangkan komponen dalam system hanya membutuhkan catuan daya 350W, maka daya yang dibutuhkan power supply hanya 350W (dikalikan power factor).

Menggunakan power supply dengan kemampuan suplai daya yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan daya sangat disarankan. Power suply yang bekerja (jauh) dibawah suplai daya maksimal dapat bekerja lebih maksimal, tanpa harus mengeluarkan panas yang berlebihan. Untuk masalah daya yang dibutuhkan akan sangat berpengaruh dengan power factor.

rendah power factor, tingkat efisiensi dari power supply juga semakin rendah. Artinya akan butuh makin banyak input daya untuk menghasilkan daya yang sama, dibandingkan power supply yang memiliki power factor yang lebih baik. Karena dalam proses konversi AC ke DC menjadi lebih efektif, dan makin sedikit daya yang terbuang menjadi panas. Menggunakan power supply dengan tingkat efisiensi yang baik, jelas dapat mengurangi pengeluaran.



TOLERANSI TEGANGAN

PSU (power supply memiliki batas ketentuan daya yang di keluarkan oleh masing – masing tegangan/ voltase, batas ketentuan ada batasnya. Pembatasan ini bertujuan agar daya yang dialirkan pada komponen – komponen PC sesuai dan agar komponen PC tu dapat berjalan dengan baik dan normal. Adapun batas toleransi yang di kehendaki. Lihat tabel dibawah ini :

Meskipun beda 0,1 itu pun dikatakan tidak layak, misalkan : kabel 12 Volt setelah dicek tenyata teganganya 11,3. Dan di tabel itu di tuliskan minimal 11,4 Volt,tetapi hasil dari pengecekan tegangan PSU diperoleh bahwa kabel 12 Volt hasil pengecekan tegangannya adalah 11,3. Maka Psu tersebut tidak layak karena di kabel 12 voltnya Undervolting.

Macam-macam konektor pada PSU Konektor untuk Mainboard ada 2 jenis yaitu 20 pin dan 24 pin. Di bawah ini contoh untuk jenis mainboard dengan 20 pin

Yang ini untuk jenis mainboard dengan 24 pin
Molex adalah Konektor Untuk HDD, CDROM, FAN
Kabel warna kuning ( + 12 Volt ) Kabel warna Hitam ( Ground ) Kabel warna Hitam ( Ground ) Kabel warna merah ( + 5 Volt ) Berg adalah Konektor untuk Floppydisk, LS120, Zipdrives
Kabel warna kuning ( + 12 Volt ) Kabel warna Hitam ( Ground ) Kabel warna Hitam ( Ground ) Kabel warna merah ( + 5 Volt ) Konektor untuk HDD SATA
Kabel warna Orange ( + 3.3 Volt ) Kabel warna Hitam ( Ground ) Kabel warna merah ( + 5 Volt ) Kabel warna Hitam ( Ground ) Kabel warna kuning ( + 12 Volt )

Pustaka dari :ww.id.wiki.org

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons